Jumat, 18 Februari 2011

Gunung Manglayang dan Hutan Pinus



Gunung  Manglayang yang berada di sebelah timur kota Bandung ini adalah gunung yang kerap didatangi pendaki pemula yang ingin mencoba track pendakian atau sekedar bercamping ceria. Manglayang dengan ketinggian sekitar 1600Mdpl sangat menarik perhatianku. Dengan hutan Pinus nya yang begitu rapat,suasana yang tenang membuatku betah berada di Gunung Manglayang.

Awal ku mengenal gunung Manglayang saat salah satu komunitas penggiat alam mengadakan pelatihan. Acara yang dinamakan Sekolah Gunung Highcamp ini kuikuti atas ajakan salah satu temanku.

Gunung Manglayang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang.  Gunung ini  mungkin kalah pamor dari gunung – gunung di Jawa barat pada umum nya seperti Gunung Gede Pangrango yang punya danau Mandalawangi, Gunung puntang yang punya Kolam Cinta peninggalan Belanda. Padahal Gunung Malayang tak kalah menarik. Dengan Hutan Pinus dan Lokasi wisata Batu kuda yang punya cerita sendiri bagi masyarakat sekitar kaki gunung Manglayang. 

Menurut cerita dari masyarakat sekitar kaki Gunung Manglayang, konon  batu-batu berserakan di sekitar Wisata Alam Batu Kuda ini berasal dari letusan Gunung Sunda Purba ribuan tahun lalu karena Gunung Manglayang merupakan salah satu tebing dari Gunung Sunda Purba. Salah satu batu yang cukup besar sekali yang terletak di objek wisata alam ini adalah batu yang mirip sekali dengan seekor kuda, jadi masyarakat menyebutnya Batu Kuda dan sampai sekarang. Selain Batu Kuda masih ada batu – batu yang lain seperti Batu Ampar, Batu lawang, Batu Kursi yang menyerupai sebuah kursi, Batu Keraton dan Batu Tumpeng.

Sebagian masyarakat yang tinggal di kaki gunung Manglayang hidup dengan berternak Sapi dan hampir di setiap halaman rumahnya punya pohon jeruk bali. Rugi rasanya jika datang ketempat ini tanpa mencicipi susu sapi murni dan makan buah jeruk bali.

Pejalanan dari kaki gunung sampai ke puncak memakan waktu ±2-3 jam dengan track yang lumayan menguras tenagaku. Salah satu temanku berkata pendakian Gunung Manglayang adalah “Pendakian Dengkul ketemu Congor” ( lutut ketemu bibir ) di setiap kami menanjak. Tapi sampai di puncak utama terbayar lunas semua kelelahan ku dengan udara yang segar. Di Puncak Utama ada sebuah makam tua. Sempet mikir “hebat juga yang di kuburnya jauh banget dan jalan nya susah banget”. 

Suasana malam juga tak kalah menarik. Jika kita mau jalan sedikit ke salah satu punggungan yang ada, kita bisa melihat kerlap kerlip kota Bandung dari ketinggian. Anak ku bilang “mami aku lihat monopoli dari atas bukit”. Hahahha…. Dasar anak2… Yah setiap ke manglayang aku selalu mengajak anak ku untuk ikut serta. Dan setiap itu pula dia enggan jika ku ajak pulang.

Perjalanan menuju Gunung Manglayang ku tempuh dengan memakai Transportasi Bus dari Bekasi. Naik bus jurusan Bekasi-Garut. Turun di keluar pintu tol Cileunyi. Dari situ banyak tukang ojek yang bersedia mengantar sampai ke kaki gunung Manglayang, atau yang biasa disebut para tukang ojek ke hutan pinus dengan tariff sekitar 15-20rb.

Jadi buat teman2 yang mau mencoba menikmati keindahan Gunung Manglayang Silahkan datang langsung. Di jamin ga akan menyesal.

Qim Dee

Jumat, 11 Februari 2011

Trip MT. Kerinci 3805mdpl & Danau Gunung Tujuh 18-21 july 2009


KERINCI…. Salah satu gunung tertinggi di Indonesia dan Gunung merapi tertinggi se Asia Tenggara…

Sudah sekian lama aku ingin menapakkan kakiku di Mt.Kerinci yang berada di desa kayu aro (jambi). Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan yang masih memberiku umur untuk bisa berangkat kesana.

Tanggal 16 juli 2009 langkah awalku menuju Mt.Kerinci…. Aku berangkat dari rumah menuju Bandara Soekarno dengan hati bercampur aduk. Senang dan juga takut.Aku senang karna aku dapat berangkat bersama teman2 Highcamp, tapi aku juga takut karna untuk pendakian ini tak ada persiapan fisik sama sekali. Aku tak sempat berolah raga. Dan itu pasti berpengaruh terhadap perjalanan yang akan ku jalani.

Sampai di Bandara udah ada kang Asep, bang Indra n Kris. Sambil nunggu teman2 yang lain, kita ngobrol sambil ngemil di CFC. Tak lama kemudian kang Maman, Aditya n Sigit  datang. Setelah semua berkumpul kita masuk dan terbang menuju Bandara Minangkabau (Padang). Aku sempat bingung kenapa harus ke Padang dan tidak langsung ke Jambi. Ternyata lokasinya lebih dekat dari padang meskipun masuk daerah Jambi.

Penerbangan Jakarta – padang kurang lebih di tempuh selama 1 jam 40 menit. Setelah mendarat, kira2 jam 1 siang, sambil menunggu barang2 yang keluar dari bagasi kita sempet2in foto2.Narsis is number one….. Beres pengambilan barang kita lalu keluar,tapi bingung mau kemana karna kita masih harus menunggu teman2 yang lain, yang baru berangkat sore dari Jakarta. Ternyata di Bandara kami bertemu teman2 dari Singapore n Malaysia yang akan ikut pendakian juga. Sambil nunggu temen yang masih belum datang aku dan sebagian teman memutuskan untuk sewa mobil n keliling kota padang buat nyari gas n spirtus plus beli logistic. Setelah keliling beberapa jam kita baru dapat gas n spirtusnya. Ternyata benar yang di bilang teman kalau di padang sedang susah gas.

Kira2 jam 19.00 teman2 kloter ke 2 tiba di Bandara Minangkabau. Agak telat dari jadwal karna pesawatnya delay… Tanpa banyak basa basi Bang Hendri sang ketua Acara langsung mengabsen kita semua. Total yang ikut berjumlah 26 peserta. Selesai absen kita lalu di jemput mobil menuju ke Jambi, tepatnya ke desa Kayu Aro(Kersik Tuo). Perjalanan di tempuh kurang lebih 6-7 jam. Di tengah perjalanan kita sempat transit sebentar di daerah Bangko. Setelah itu perjalanan di lanjutkan menuju Kayu Aro. Wah… jalannya berliku-liku dan dingin…. Dingin nya menusuk sampe ke tulang…

18 juli 2009
Jam 6 pagi semua peserta bangun n bersih diri, lalu sarapan. Selesai sarapan mobil yang akan mengantar kami ke kaki gunung pun tiba. Setelah barang2 dan naik, kami pun berangkat. Jarak yang ditempuh hanya 30 menit. Perjalanan di mulai dengan Doa dan foto bersama…
Perjalanan di mulai jam 8 pagi..Kami berjalan kurang lebih 1 jam lalu beristirahat di Rumah mak lampir( itu kata porter nya loh). Lalu kami lanjut lagi sampai tiba di Shelter 1 kira2 jam 12 siang. Sebagian teman2 sudah ada yang melewati Shelter 1. Aku memang berjalan lambat. Mungkin karna kurang berlatih fisik untuk pendakian ini. Kami makan siang di Pos ini. Jam 1 siang kami melanjutkan perjalanan menuju ke Shelter 2. Huh… jalannya sudah mulai menyiksaku.. Melewati jalan yang begitu sempit, untuk jalan saja harus membungkuk agar carriel kami tak tersangkut akar2 pohon yang berada di atas kepala. Porternya bilang “ini jalan tikus mba Qim” kupikir yang namanya jalan tikus itu adalah jalan yang bisa mempercepat perjalanan dari Shelter 1 ke Shelter 2. Ternyata memang jalan yang muat di lalui tikus saja.Perjalanan dari Shelter 1 ke shelter 2 adalah perjalanan yang panjang dan melelahkan. Aku dan beberapa teman sudah mulai kepayahan mengatur nafas. Kami tiba di shelter 2 kira2 jam 4 sore.  sampai ke Shelter 2 Memutuskan untuk menyerah. Tapi kami punya porter n guide yang hebat. Mereka mampu membangkitkan semangatku dan yang lainnya. Andi sang ketua guide dengan sabar menemaniku dan kang Asep yang mulai kelelahan. Udara dingin sudah mulai terasa di Shelter 2…

Setelah beristirahat kira2 30 menit aku dan beberapa teman yang tertinggal melanjutkan perjalanan menuju Shelter 3. Pos terakhir dimana kita akan mendirikan tenda. Aku dan kang Asep semakin jauh tertinggal dari teman2 yang lain sampai akhirnya kami hanya berjalan berdua. Kulihat kang Asep yang sudah benar2 lelah. Ingin kubantu sebagian bawaan nya, tapi aku tak sanggup. Jangan kan untuk membantu, untuk membawa diri dan bebanku sendiri saja sudah sangat sulit. Perjalanan dari Shelter 2 ke Shelter 3 memang tidak sepanjang perjalanan sebelumnya. Tapi tanjakannya membuat aku sempat menangis.. aku hanya bisa menghibur diri sendiri dengan berkata “ aku pasti sanggup sampai ke shelter 3”. Semakin dekat ke shelter 3 semakin berat pula kurasakan langkah kaki ku. Suara teman2 yang lain sudah terdengar di telingaku, tapi kenapa aku ga sampe2 yah??? Begitu pikir ku. Akhirnya aku dan kang Asep tiba di Shelter 3 kira2 hampir jam 7 malam. Begitu kami tiba Bang Hendri dan Kang maman sudah menyediakan tenda untukku. Tanpa basa basi aku langsung masuk tenda dan terkapar.. Alhamdulillah ya Allah akhirnya aku sampai juga di Shelter terakhir ini.

19 juli 2009
Seluruh tubuhku masih terasa sakit. Kaki pun masih terasa berat untuk melangkah, tapi kudengar dari luar tenda suara teman2 yang bersiap menuju puncak kerinci. Kulirik jam di pergelangan tanganku. Waktu baru menunjukkan pukul 5 pagi, tapi semangat teman2 begitu kuat untuk mencapai puncak Kerinci. Mereka berangkat kira2 pukul 5.30 pagi, udara dingin yang menusuk tak jadi penghalang mereka untuk tetap mendaki. Aku dan kang Asep baru naik jam 8. Perjalanan dari Shelter 3 ke puncak lumayan berat, mungkin krn kondisiku yang belum pulih. Udara pun sangat kencang. Perjalanan ke puncak harus di lalui dengan berjalan di hamparan pasir kasar yang licin. Sebelum sampe puncak ada sesuatu yang menarik perhatianku. Ya itu semacam nisan yang di buat untuk menghormati salah seorang Pencinta Alam yang tewas di gunung kerinci akibat terkena badai.
Akhirnya jam 11 siang aku tiba di puncak Kerinci… Wah…. Aku berteriak sekeras yang aku bisa  Meskipun bau belerang sudah tercium oleh hidungku dan sapuan angin yang menerbangkan pasir ke wajahku aku tak perduli. Aku hanya bisa menangis dan berteriak… Akhirnya aku sampai di puncak Mt. Kerinci… Sungguh tak akan terlupakan seumur hidup ku. Andi memang porter n guide yang hebat. Dia yang terus memacu semangat ku sampai ke puncak Mt. Kerinci dengan ketinggian 3805 mdpl. Tinggal aku, kang Asep n Andi saja yang tertinggal di puncak. Setelah puas berfoto ria kami bertiga pun turun kembali ke camp. Jalan yang berpasir membuat aku terpeleset dan terjatuh. Untung nya aku memakai sarung tangan double,jika tidak tangan ku pasti terluka. Karna sarung tanganku pun sampai robek dan kakiku memar. Sampai di camp aku berniat istirahat tapi tak bisa memejamkan mata. Aku keliling ke tenda yang lain. Aku liat mba Endah terkapar juga. Dia sakit.. Di sebelah nya ada tenda mba evy,mba tina n mba lili. Mba evy sedang menyiapkan masakan untuk malam, dari pada ga bisa tidur akhirnya aku yang masak untuk mereka. Setelah beres aku balik ketendaku sendiri untuk masak makan malam team ku. Jam 19 rampung juga masakkan ku. Menunya sop sosis & baso, Ikan teri sambal bajak dan perkedel. Plus kang Maman bikin pudding mangga. Selesai makan kita semua istirahat karna besok pagi sudah akan bongkar tenda dan turun kembali ke Homestay Paiman.

20 juli 2009
Jam 6 pagi kita semua udah pada bangun.. Duh dinginnya bener2 mantap… Jacket sudah dobel,sarung tangan dobel,bandana dobel, sampe sarung kaki obel tapi dinginnya masih aja tembus ke kulitku. Biar dingin tetap yang namanya bernarsis ria ga bisa lewat. Kang Maman yang bertugas menyiapkan sarapan nasi goreng teri.. Aku ga mau ketinggalan sama yang lain untuk foto2. Dari camp kami tampak hamparan awan putih dan danau gunung tujuh yang besok akan kami kunjungi. Wah aku seperti burung yang terbang lebih tinggi dari awan….Beres foto2 kami mulai bongkar tenda, selesai bongkar tenda kami pun bergerak turus satu persatu.
Perjalanan turun di mulai jam 9 pagi. Awal perjalanan aku sangat bersemangat, tak ada kendala berarti saat turun sampai ke Shelter 2. Tapi memang aku karna aku terlalu bersemangat hingga tak memikirkan kondisi lututku. Setelah lewat shelter 2 baru mulai terasa sakitnya bukan main. Ternyata bukan hanya aku yang merasakan sakitnya lutut saat turun. Bang Indra, Aditya n yang lain pun merasakan yang aku rasakan.

Jam 15.00 akhirnya kami tiba di bawah dan di jemput mobil menuju ke homestay. Tiba di homestay ternyata ada yang membuat lelahku hilang… Ada seseorang yang menunggu ku di sana.. Lelahku terbayar sudah… Aku ternyata sanggup mendaki ke Mt. Kerinci. Setelah beristirahat  kami pun di suguhkan makan malam. Selesai makan Bang Hendri mengumpulkan kami untuk evaluasi kegiatan. Beres evaluasi semua beranjak istirahat….

21 juli 2009
Kegiatan rutin…. Bangun pagi, mandi n sarapan.. Setelah itu siap2 deh ke danau gunung tujuh. Dengan mobil carteran jam 10 pagi kami berangkat ditemani 2 porter sabar n baik hati Andi dan Lihun. Lihun setia banget nungguin mba Endah yang masih belum fit berjalan di belakang sampe akhirnya mba Endah menyerah. Aku pun berjalan di belakang di temani calon suamiku. Perjalanan lumayan banget tapi biar ga di bilang manja aku sok2 kuat. Jam 14.00 aku tiba di Danau yang di apit tujuh gunung itu. Pemandangan yang sangat indah.. Begitu aku tiba Andi udah nyiapin kepiting bakar, tepatnya anak kepiting. Bersantai sejenak sambil foto2 lalu kembali turun. Tiba di bawah jam 18.00 dan langsung kembali ke homestay untuk makan malam dan persiapan kembali ke Padang untuk melanjutkan trip ke Sikuai,Lembah Harau dan Lembah anai.
Sayang aku ga bisa ikut teman2 karna harus menemani calon suamiku.
 
Perjalanan yang tak akan ku lupakan seumur hidupku. Terma kasih buat Highcamp Adventure yang udah ngajak aku. terima Terima kasih buat Kris yang mau sabar nemenin aku selama turun dari kerinci. Terima kasih buat para porter yang sabar terutama Andi n Lihun. Terima kasih untuk Homestay Paiman. Mudah2an next kita bisa jalan bareng lagi.


Qim Deebraska

*Yang baru belajar buat catper*

Gunung Puntang

Gunung Puntang…..

Gunung yang berada di Selatan kota Bandung . Di gunung ini lah awal dari kecintaanku pada alam. Berawal dari Outboundward yang kuikuti karena suatu keharusan yang dibuat oleh Perusahaan kempatku bekerja beberapa tahun yang lalu..

Gunung dengan ketinggian 1300mdpl ini amat membekas di hatiku.. Dengan kolam cinta yang sudah sebagian rusak,dengan aliran sungai dan bebatuan licin yang membuat aku terjatuh dan memar2… Dan di akhiri dengan Curug Siliwangi di puncaknya.

Akhir November beberapa tahun yang lalu aku diharuskan ikut pelatihan Outbound yang diadakan kantor tampat ku bekerja.Dengan berbagai alasan yang mendukung ku,  Sempat beberapa minggu di undur dan di ganti kan dengan teman yang lain, juga karna kesibukanku di kantor yang mengharuskan aku stay di kantor. Jujur aku tidak sedikitpun berminat mengikuti kegiatan ini. Aku buta sama sekali tentang gunung, hutan dan semacam nya.Dalam benakku pasti sengsara banget ikut pelatihan ini. Karna kudengar dari teman yang lebih dulu ikut kegiatan outbound ini kalau disana sangat “menyiksa”.

Beberapa hari sebelum berangkat, HRD ku mem briefing semua peserta outbound, ada sekitar 30 org yang jadi peserta. Dan di bagi 2 kloter. Ternyata si “Bos” megirimkan 2 sampai 3 orang dari setiap anak perusahaan nya untuk ikut kegiatan ini. Memang Perusahaan ku terdiri dari beberapa anak perusahaan yang tergabung dalam 1 Corporated. Briefing itu cukup membuat ku kesal dan menggerutu. “Masa untuk acara 2 hari aja kita perlu macam-macam”. Aku harus beli sandal gunung, harus bawa ransel,harus punya headlamp. Semua nama2 barang itu asing di telinga ku dan  harus segera di beli…

Dari kantor ku yang berada di daerah Gajah Mada Jakarta Pusat aku harus ke Mal Citraland yang ada di Jakarta Barat buat beli sandal gunung dll nya.

Hari Jum’at di bulan November kami berangkat,tapi aku lupa tanggalnya.karna pelatihan diadakan dari hari jum’at sampe minggu. Hari jum’at seharusnya dari pagi udah berangkat. Tapi karena aku dan beberapa orang di antara kami masih ada kerjaan, jadi baru bisa berangkat jam 2 siang.. Kloter pertama yang berangkat kira2 20 orang. Kloter kedua baru berangkat malam. Dan karna di kloter kedua adalah “pejabat2” kantor makanya bisa sesuka hati kapan mau berangkat.

Perjalanan kami lalui tanpa hambatan yang berarti. Hanya sedikit macet begitu keluar tol. Maklum lah hari jum’at adalah hari org berangkat weekend. Apa lagi yang namanya Bandung selalu kebanjiran  org yang mau weekend..

Selepas Magrib kami sampai di lokasi. Kami  di sambut Team HUMAN CREDO, di sebuah lokasi villa yang asik  bgt suasananya.. Begitu datang langsung di jamu dengan makan malam ala pedesaan..  Ayam goreng, ikan asin,sambal terasi plus lalapan bikin aku kekenyangan.

Human Credo adalah nama Provider yang perusahaan ku pakai untuk acara outbond. Karna banyaknya anak perusahaan dan karyawan maka acara ini diadakan bergilir tiap 1 atau 2 minggu. Selesai makan crew dari HC ngajak kita semua kumpul buat perkenalan dan bermain “aha” effect, lalu di lanjutkan dengan mengisi kuisioner tentang personality yang akan di nilai dan di bacakan hasilnya pada akhir acara. Crew HC ramah-ramah. Sang pemilik Provider, sekaligus Ketua HC memperkenalkan diri, namanya Lay. Cerita yang selalu kuingat sampai sekarang adalah ketika Lay menceritakan tentang Seorang raja dan bawahannya..

Ehm….ehm… Lay ini yang sekarang jadi calon suamiku…. Tentu bukan nama sebenarnya, mereka semua rata-rata pake nama panggilan. Ada Pey,Kori,Ado,Nanay,Oo,Erwan dll..

Setelah selesai perkenalan dan sebagainya acara bebas. Udara yang dingin banget bikin aku ga bisa tidur. Panitia juga menyediakan Bandrek n Bajigur buat minuman penghangat tubuh.. Lumayan juga rasanya… Hampir tengah malam kloter kedua datang. Meraka langsung tidur tanpa perkenalan, mungkin krn udah terlalu malam. Akhirnya sekitar jam 2 pagi aku baru bisa tertidur….

Hari Sabtu Jam 5 pagi kami semua sudah harus bangun buat mandi dan sarapan.. Semalam engga keliatan indahnya villa ini. Tapi begitu pagi aku bisa melihat semua keindahan divilla yang ternyata namanya Villa Bougenvile. Lokasi nya ada dalam satu area. Didalamnya ada tiga villa, ada kolam renang n taman nya.

Selesai sarapan kita semua kumpul buat senam n pemanasan pagi. Semua peserta udah pada kumpul , termasuk “pejabat2” kantor.. Selesai senam masih ada low games yang menitik beratkan pada keharusan kita percaya diri dan percaya kepada teman satu team.
Tiba waktunya kami dari team pertama berangkat.

Jam 8 pagi sudah mulai jalan. Jumlah peserta 13 orang dan hanya 2 orang perempuan. Aku dan May…  Baru jalan sebentar udah bikin nafas ku ngos2an. Kami di pandu 2 orang crew HC, Pey dan Pa Dadi. Baru jalan 15 menit udah nemu jalan yang mengharuskan kami rafling. Pey dengan cekatan memberi contoh pengikatan tali tubuh, yang ku tau sekarang ini tali tersebut namanya tali webbing. Setelah tali dipasang di tubuh masing2, Pey memberi contoh bagaimana caranya rafling. Aku ga mau berlama lama menunggu giliran, nekat ambil giliran turun ke3 dengan hati yang deg2an. Maklum ini bener2 pengalaman pertamaku. Sampai nya di bawah langsung ketemu aliran sungai. Dan ini jalan yang harus kami lalui..

Untungnya di Team ini aku cuma aku dengan May yang ceweq, jadi banyak yang mau bantuin kl pas jalannya susah atau licin. Jalan kami menyusuri sungai yang terasa ga ada habisnya.. Aliran sungainya deras, batu2 kali nya licin dan belumut.  Teman2 semuanya baik mau menuntun aku n may yang sering terpeleset karna menginjak batu yang salah. Jam 12 kami berhenti untuk makan siang. Aku heran kenapa yang nganter nasi box udah sampe di tempat kita istirahat, aku pikir pasti ada jalan lain menuju ke aliran sungai ini, tapi aku ga mikir lama2 karena cacing diperutku sudah minta diisi makanan.

Setelah selesai makan dan sholat perjalanan di lanjutkan. Ga lama jalan aku terjatuh, padahal tangan ku sudah di pegangin. Kiri di pegang Trya n kanan di pegang Bram. Tapi tetep aja lututku beradu dengan batu kali yang besar. Ga tahan aku pun menangis.. Padahal aku paling jarang mengeluarkan air mata. Aku kemudian di tuntun ke tepi sungai dan teman yang lain langsung menggulung celana panjangku, Oh..No.. lututku memar dan bengkak, Pak Dadi langsung ngambil conterpain n lututku langsung di urut.. Jadi ga enak sama yang lain karna harus nungguin aku.. Maaf yah teman2…

Kira-kira jam 1.30 siang akhirnya sampai juga di akhir batas sungai… Aku mulai menikmati perjalanan ini meski dengan lutut yang memar dan sakit. Ku kira sudah sampai di tujuan akhir, ga tau nya masih jauuuuuhhhhh…. Habis susur sungai kami temui persimpangan jalan. Pey sempat bertanya “mau lanjut atau balik ke basecamp?” aku balik bertanya “jarak lanjut dan ke basecamp gmana?” Pey jawab “sama jauhnya Cuma kl lanjut jalan nya menanjak dan di atas ada air terjun/ curug, kl di basecamp yah Cuma istirahat aja”. Hah…!!! Udah jauh2 jalan trus balik ke basecamp n ga dapet pengalaman apa2…. Rugi banget. Aku lihat ke May dan minta pendapat dia karna ku liat dia juga sudah kelelahan seperti ku. Tapi dia bilang “Terserah cici, May ikut cici aja”. Akhirnya aku bilang “Ok kita lanjut ke atas.. “ yang lain bersorak. Kata mereka di team ini ga ada ceweq nya. Huh.. mereka pikir aku dan May laki2 apa yah…. 

Perjalanan menuju Curug siliwangi dimulai……

Satu jam berjalan belum ada tanda2 akan sampai, Dua jam berjalanan aku sudah kehabisan tenaga, begitu juga May dan Pak Haye. Pak Haye yang awal perjalanan selalu memimpin sekarang jauh di belakangku. Dan masing2 emosi kami sudah mulai keluar. May yang sudah ga kuat menangis… dan ngambek ga mau jalan. Pak dadi di belakang menghadapi masalah yang sama, Pak Haye ga mau jalan juga. Aku tanya Pey masih berapa jauh perjalanan di jawab hanya dengan senyuman. “Nyebelin juga nih orang” begitu kata2 yang keluar dari fikiran ku. Di tanya malah senyum-senyum. Terakhir kali aku tanya dengan agak keras Pey jawab “sudah dekat koq, sudah kedengeran air terjun nya tuh”. Aku paksakan May dengan menbuat dia semangat. Aku bilang “May ditunggu pacarmu di curug,ayo cepat kita jalan lagi” ternyata ucapanku membuat May semangat lagi. Setelah melewati pohon besar yang tumbang Pey bilang perjalanan udah ga lama lagi sampe ke Curug Siliwangi.

Akhirnya setelah hamper 3 jam berjalan sampe juga di Curug Siliwangi.Pak Pilianda, Bram,Trya, dan yang lainnya udah ada yang sampe duluan. Aku,May,Pak Harjono dan Andreas Sabe menyusul. Tak lama kemudian Pak Haye akhirnya sampai juga. Kita semua bersorak seperti anak kecil yang dapat hadiah atau seperti orang yang menang lotre… Sebagian dari kami langsung membasahi diri di bawah air Curug Siliwangi. Trya,Bram dan Andreas menarik ku dan May ke bawah air Terjun. Brrrrr….. dingin banget.. Selesai  main air kami pun ga ketinggalan berfoto ria.. Narsis is number one lah pokoknya.. padahal badan mulai menggigil kedinginan. Tapi rasa lelah terbayar lunas dengan serunya main air dan foto2.
Ga lama2 di atas kami bersiap turun. Tanpa mengganti baju yang basah kami turun menuju base camp…perjalanan mulai gelap dan masing2 kami hanya diterangi senter atau headlamp. Duh…. Tiba-tiba aku mau pipis… tapi ga berani bilang. Aku bingung mau pipis dmana. Di tengah hutan kan ga mungkin ada toilet, akhirnya aku ga tahan dan bilang dama Pak Dadi. Pak Dadi minta semua yang laki2 berbalik badan memunggungi aku… Aku di temani May pipis di semak2… Hahahahaha…. Kalo inget kejadian itu lucu banget. Aku yang ga biasa sembarangan akhirnya bisa juga pipis di semak2… hampir sampai di basecamp aku ga melihat Pey, tiba-tiba dari semak Pey dan Trya keluar dan mengejutkan kami. Huh… mau copot rasanya jantungku, Udah capek, pakaian masih setengah basah dan gelap pula, masih aja mau iseng..

Aku kira kami akan balik ke villa, ternyata yang disebut basecamp adalah tenda2 yang didirikan panitia. Jauh dari villa. “Mana bisa aku tidur di tenda” pikirku. Begitu sampe di tenda2 yang sudah disediakan aku langsung ganti pakaian basahku dengan yang kering. Dingin sudah mulai terasa menusuk tulang. Mata sudah mulai ngantuk, tapi masih harus evaluasi hasil kegiatan hari ini.

Beres evaluasi hasil kegiatan n waktunya tidur. Ya Tuhan!!! ternyata kami ga boleh tidur di tenda. Tenda nya disediakan cuma buat simpan barang saja. Kami hanya dibekali matras dan 2 batang lilin.. dan tidur secara terpisah  di keadaan terbuka tanpa pelindung apapun.  Pey menunjukkan dmana lokasi tempat untuk kami beristirahat. Posisi tidur ku dengan May berjarak kira2 2meter. Tapi karna keadaan gelap gulita jadi terkesan serem banget. Aku membuka matras dan menyalakan lilin. Positif thinking aja lah. Yang mau terjadi yah terjadilah, begitu pikirku. Dari jarak 2meter aku dengar May memanggilku. Dia ternyata takut. Aku putar mp3 dari handphone ku dan akhirnya aku bisa tertidur, mungkin karna lelah berjalan seharian makanya aku bisa tidur dengan lelap.

Hari Minggu Jam 5 subuh aku terbangun karna udara yang menusuk hingga ke tulang. Wajar aku kedinginan. Tidur di alam terbuka hanya dengan matras tipis dan jaket yang kupakai. Huh… sungguh acara penyiksaan buatku dan teman2. Bangun tidur kami bersih2 diri ala kadarnya. Aku ga mandi, Cuma cuci muka n gosok gigi aja. Brrrr… dingin banget begitu airnya menyentuh wajahku. Selasai bersih2 diri kami disediakan sarapan sambil Pey membacakan hasil pengisian kuisioner yang kami isi waktu malam pertama datang. Tiba giliran ku di bacakan dan hasilnya aku adalah si “sanguinis”. Semua ciri2 orang sanguinis ada di aku.

Beres sarapan n pembacaan hasil kuisioner kami masih ada 1 acara lagi. Jam 9  di Permainan yang dinamakan Spider Web ini panitia akan menilai kekompakan team kami. Di banding team “pejabat” kantor itu team kami jauh lebih baik. Mereka ga sampe ke Curug Siliwangi. Dan kudengar salah satu perempuan yang ada di team mereka sempat pingsan. Semua peserta dari team itu mengeluh… Permainan Spider Web kami lalui dengan seru dan penuh canda tawa.  Tepat jam makan siang permainan kami selesai dengan baik dan di tutup dengan berfoto ria di lubang web masing2. Team kedua masih belum selesai sampai jam 3 sore dan mereka menyatakan menyerah.

Selesai seluruh kegiatan kami bersih2 diri. Di Gunung Puntang ini ada beberapa fasilitas kamar mandi. Tapi sayang kurang bersih.. Selesai mandi kami semua packing dan bersiap untuk evaluasi akhir dari seluruh kegiatan..

Tiba saat perpisahan dengan Human Credo… Sebelum pulang kami sempatkan foto bersama dan bersantai sambil menyeruput segelas kopi di salah satu warung yang ada disana. Di warung ini lah tempat crew HC memesan makanan untuk kami.

Sungguh pengalaman yang tak akan kulupakan. Human Credo, Villa Bougenvile, Gunung Puntang, Kolam Cinta dan teman2 yang solid selama pelatihan ini berlangsung. Lelah,tubuh sakit dan emosi jadi satu selama pelatihan di bayar dengan kenangan manis dan bertambahnya teman dari crew HC.

Terima kasih Human Credo,khususnya Pak Dadi dan Pey yang dengan sabar menemani perjalanan kami. Terima kasih Andreas Sabe, Trya, Abraham, Pak Haye, Pak Pilianda, Pak Parta, Pak Tatang, Mateus, Pak Priyo, Wido,Pak Harjono, dan sahabatku May… Terima kasih karna kita sudah menjadi team yang kompak n solid hingga terpilih menjadi team terbaik dan semarak.