Jumat, 11 Februari 2011

Trip MT. Kerinci 3805mdpl & Danau Gunung Tujuh 18-21 july 2009


KERINCI…. Salah satu gunung tertinggi di Indonesia dan Gunung merapi tertinggi se Asia Tenggara…

Sudah sekian lama aku ingin menapakkan kakiku di Mt.Kerinci yang berada di desa kayu aro (jambi). Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan yang masih memberiku umur untuk bisa berangkat kesana.

Tanggal 16 juli 2009 langkah awalku menuju Mt.Kerinci…. Aku berangkat dari rumah menuju Bandara Soekarno dengan hati bercampur aduk. Senang dan juga takut.Aku senang karna aku dapat berangkat bersama teman2 Highcamp, tapi aku juga takut karna untuk pendakian ini tak ada persiapan fisik sama sekali. Aku tak sempat berolah raga. Dan itu pasti berpengaruh terhadap perjalanan yang akan ku jalani.

Sampai di Bandara udah ada kang Asep, bang Indra n Kris. Sambil nunggu teman2 yang lain, kita ngobrol sambil ngemil di CFC. Tak lama kemudian kang Maman, Aditya n Sigit  datang. Setelah semua berkumpul kita masuk dan terbang menuju Bandara Minangkabau (Padang). Aku sempat bingung kenapa harus ke Padang dan tidak langsung ke Jambi. Ternyata lokasinya lebih dekat dari padang meskipun masuk daerah Jambi.

Penerbangan Jakarta – padang kurang lebih di tempuh selama 1 jam 40 menit. Setelah mendarat, kira2 jam 1 siang, sambil menunggu barang2 yang keluar dari bagasi kita sempet2in foto2.Narsis is number one….. Beres pengambilan barang kita lalu keluar,tapi bingung mau kemana karna kita masih harus menunggu teman2 yang lain, yang baru berangkat sore dari Jakarta. Ternyata di Bandara kami bertemu teman2 dari Singapore n Malaysia yang akan ikut pendakian juga. Sambil nunggu temen yang masih belum datang aku dan sebagian teman memutuskan untuk sewa mobil n keliling kota padang buat nyari gas n spirtus plus beli logistic. Setelah keliling beberapa jam kita baru dapat gas n spirtusnya. Ternyata benar yang di bilang teman kalau di padang sedang susah gas.

Kira2 jam 19.00 teman2 kloter ke 2 tiba di Bandara Minangkabau. Agak telat dari jadwal karna pesawatnya delay… Tanpa banyak basa basi Bang Hendri sang ketua Acara langsung mengabsen kita semua. Total yang ikut berjumlah 26 peserta. Selesai absen kita lalu di jemput mobil menuju ke Jambi, tepatnya ke desa Kayu Aro(Kersik Tuo). Perjalanan di tempuh kurang lebih 6-7 jam. Di tengah perjalanan kita sempat transit sebentar di daerah Bangko. Setelah itu perjalanan di lanjutkan menuju Kayu Aro. Wah… jalannya berliku-liku dan dingin…. Dingin nya menusuk sampe ke tulang…

18 juli 2009
Jam 6 pagi semua peserta bangun n bersih diri, lalu sarapan. Selesai sarapan mobil yang akan mengantar kami ke kaki gunung pun tiba. Setelah barang2 dan naik, kami pun berangkat. Jarak yang ditempuh hanya 30 menit. Perjalanan di mulai dengan Doa dan foto bersama…
Perjalanan di mulai jam 8 pagi..Kami berjalan kurang lebih 1 jam lalu beristirahat di Rumah mak lampir( itu kata porter nya loh). Lalu kami lanjut lagi sampai tiba di Shelter 1 kira2 jam 12 siang. Sebagian teman2 sudah ada yang melewati Shelter 1. Aku memang berjalan lambat. Mungkin karna kurang berlatih fisik untuk pendakian ini. Kami makan siang di Pos ini. Jam 1 siang kami melanjutkan perjalanan menuju ke Shelter 2. Huh… jalannya sudah mulai menyiksaku.. Melewati jalan yang begitu sempit, untuk jalan saja harus membungkuk agar carriel kami tak tersangkut akar2 pohon yang berada di atas kepala. Porternya bilang “ini jalan tikus mba Qim” kupikir yang namanya jalan tikus itu adalah jalan yang bisa mempercepat perjalanan dari Shelter 1 ke Shelter 2. Ternyata memang jalan yang muat di lalui tikus saja.Perjalanan dari Shelter 1 ke shelter 2 adalah perjalanan yang panjang dan melelahkan. Aku dan beberapa teman sudah mulai kepayahan mengatur nafas. Kami tiba di shelter 2 kira2 jam 4 sore.  sampai ke Shelter 2 Memutuskan untuk menyerah. Tapi kami punya porter n guide yang hebat. Mereka mampu membangkitkan semangatku dan yang lainnya. Andi sang ketua guide dengan sabar menemaniku dan kang Asep yang mulai kelelahan. Udara dingin sudah mulai terasa di Shelter 2…

Setelah beristirahat kira2 30 menit aku dan beberapa teman yang tertinggal melanjutkan perjalanan menuju Shelter 3. Pos terakhir dimana kita akan mendirikan tenda. Aku dan kang Asep semakin jauh tertinggal dari teman2 yang lain sampai akhirnya kami hanya berjalan berdua. Kulihat kang Asep yang sudah benar2 lelah. Ingin kubantu sebagian bawaan nya, tapi aku tak sanggup. Jangan kan untuk membantu, untuk membawa diri dan bebanku sendiri saja sudah sangat sulit. Perjalanan dari Shelter 2 ke Shelter 3 memang tidak sepanjang perjalanan sebelumnya. Tapi tanjakannya membuat aku sempat menangis.. aku hanya bisa menghibur diri sendiri dengan berkata “ aku pasti sanggup sampai ke shelter 3”. Semakin dekat ke shelter 3 semakin berat pula kurasakan langkah kaki ku. Suara teman2 yang lain sudah terdengar di telingaku, tapi kenapa aku ga sampe2 yah??? Begitu pikir ku. Akhirnya aku dan kang Asep tiba di Shelter 3 kira2 hampir jam 7 malam. Begitu kami tiba Bang Hendri dan Kang maman sudah menyediakan tenda untukku. Tanpa basa basi aku langsung masuk tenda dan terkapar.. Alhamdulillah ya Allah akhirnya aku sampai juga di Shelter terakhir ini.

19 juli 2009
Seluruh tubuhku masih terasa sakit. Kaki pun masih terasa berat untuk melangkah, tapi kudengar dari luar tenda suara teman2 yang bersiap menuju puncak kerinci. Kulirik jam di pergelangan tanganku. Waktu baru menunjukkan pukul 5 pagi, tapi semangat teman2 begitu kuat untuk mencapai puncak Kerinci. Mereka berangkat kira2 pukul 5.30 pagi, udara dingin yang menusuk tak jadi penghalang mereka untuk tetap mendaki. Aku dan kang Asep baru naik jam 8. Perjalanan dari Shelter 3 ke puncak lumayan berat, mungkin krn kondisiku yang belum pulih. Udara pun sangat kencang. Perjalanan ke puncak harus di lalui dengan berjalan di hamparan pasir kasar yang licin. Sebelum sampe puncak ada sesuatu yang menarik perhatianku. Ya itu semacam nisan yang di buat untuk menghormati salah seorang Pencinta Alam yang tewas di gunung kerinci akibat terkena badai.
Akhirnya jam 11 siang aku tiba di puncak Kerinci… Wah…. Aku berteriak sekeras yang aku bisa  Meskipun bau belerang sudah tercium oleh hidungku dan sapuan angin yang menerbangkan pasir ke wajahku aku tak perduli. Aku hanya bisa menangis dan berteriak… Akhirnya aku sampai di puncak Mt. Kerinci… Sungguh tak akan terlupakan seumur hidup ku. Andi memang porter n guide yang hebat. Dia yang terus memacu semangat ku sampai ke puncak Mt. Kerinci dengan ketinggian 3805 mdpl. Tinggal aku, kang Asep n Andi saja yang tertinggal di puncak. Setelah puas berfoto ria kami bertiga pun turun kembali ke camp. Jalan yang berpasir membuat aku terpeleset dan terjatuh. Untung nya aku memakai sarung tangan double,jika tidak tangan ku pasti terluka. Karna sarung tanganku pun sampai robek dan kakiku memar. Sampai di camp aku berniat istirahat tapi tak bisa memejamkan mata. Aku keliling ke tenda yang lain. Aku liat mba Endah terkapar juga. Dia sakit.. Di sebelah nya ada tenda mba evy,mba tina n mba lili. Mba evy sedang menyiapkan masakan untuk malam, dari pada ga bisa tidur akhirnya aku yang masak untuk mereka. Setelah beres aku balik ketendaku sendiri untuk masak makan malam team ku. Jam 19 rampung juga masakkan ku. Menunya sop sosis & baso, Ikan teri sambal bajak dan perkedel. Plus kang Maman bikin pudding mangga. Selesai makan kita semua istirahat karna besok pagi sudah akan bongkar tenda dan turun kembali ke Homestay Paiman.

20 juli 2009
Jam 6 pagi kita semua udah pada bangun.. Duh dinginnya bener2 mantap… Jacket sudah dobel,sarung tangan dobel,bandana dobel, sampe sarung kaki obel tapi dinginnya masih aja tembus ke kulitku. Biar dingin tetap yang namanya bernarsis ria ga bisa lewat. Kang Maman yang bertugas menyiapkan sarapan nasi goreng teri.. Aku ga mau ketinggalan sama yang lain untuk foto2. Dari camp kami tampak hamparan awan putih dan danau gunung tujuh yang besok akan kami kunjungi. Wah aku seperti burung yang terbang lebih tinggi dari awan….Beres foto2 kami mulai bongkar tenda, selesai bongkar tenda kami pun bergerak turus satu persatu.
Perjalanan turun di mulai jam 9 pagi. Awal perjalanan aku sangat bersemangat, tak ada kendala berarti saat turun sampai ke Shelter 2. Tapi memang aku karna aku terlalu bersemangat hingga tak memikirkan kondisi lututku. Setelah lewat shelter 2 baru mulai terasa sakitnya bukan main. Ternyata bukan hanya aku yang merasakan sakitnya lutut saat turun. Bang Indra, Aditya n yang lain pun merasakan yang aku rasakan.

Jam 15.00 akhirnya kami tiba di bawah dan di jemput mobil menuju ke homestay. Tiba di homestay ternyata ada yang membuat lelahku hilang… Ada seseorang yang menunggu ku di sana.. Lelahku terbayar sudah… Aku ternyata sanggup mendaki ke Mt. Kerinci. Setelah beristirahat  kami pun di suguhkan makan malam. Selesai makan Bang Hendri mengumpulkan kami untuk evaluasi kegiatan. Beres evaluasi semua beranjak istirahat….

21 juli 2009
Kegiatan rutin…. Bangun pagi, mandi n sarapan.. Setelah itu siap2 deh ke danau gunung tujuh. Dengan mobil carteran jam 10 pagi kami berangkat ditemani 2 porter sabar n baik hati Andi dan Lihun. Lihun setia banget nungguin mba Endah yang masih belum fit berjalan di belakang sampe akhirnya mba Endah menyerah. Aku pun berjalan di belakang di temani calon suamiku. Perjalanan lumayan banget tapi biar ga di bilang manja aku sok2 kuat. Jam 14.00 aku tiba di Danau yang di apit tujuh gunung itu. Pemandangan yang sangat indah.. Begitu aku tiba Andi udah nyiapin kepiting bakar, tepatnya anak kepiting. Bersantai sejenak sambil foto2 lalu kembali turun. Tiba di bawah jam 18.00 dan langsung kembali ke homestay untuk makan malam dan persiapan kembali ke Padang untuk melanjutkan trip ke Sikuai,Lembah Harau dan Lembah anai.
Sayang aku ga bisa ikut teman2 karna harus menemani calon suamiku.
 
Perjalanan yang tak akan ku lupakan seumur hidupku. Terma kasih buat Highcamp Adventure yang udah ngajak aku. terima Terima kasih buat Kris yang mau sabar nemenin aku selama turun dari kerinci. Terima kasih buat para porter yang sabar terutama Andi n Lihun. Terima kasih untuk Homestay Paiman. Mudah2an next kita bisa jalan bareng lagi.


Qim Deebraska

*Yang baru belajar buat catper*

2 komentar:

  1. Waaw...perjalanan yg cihuiii...Kapan ya, aku bisa merayapi lerengnya, menggapai puncaknya.. Bravo Qim!

    BalasHapus
  2. ayo mas priyo... masih banyak gunung2 di Indonesia yang belum aku gapai...

    BalasHapus